Kemarahan pasti dirasakan oleh setiap orang dan kemarahan ini kadang bisa membuat hubungan baik menjadi renggang. Namun, setiap kemarahan pasti ada apinya dan tinggal angin yang mengikuti, apakah ingin mengobarkan api semakin besar atau berhenti supaya api mengecil.
Terkadang banyak orang yang tidak paham, kenapa kemarahan dalam hatinya tidak bisa dihentikan, terkadang mereka berpikir semuanya bisa dipendam. Nyatanya tidak, inilah kata-kata marah sebagai pengungkap isi hati kita pada umumnya.
Kata-Kata Marah Menghadapi Hubungan dan Kehidupan
Menggungkapkan kata-kata marah tentu lebih bisa mengutarakan maksud, daripada kita hanya mengumpat dengan ocehan saja. Seperti:
1. Marah dalam menjalin hubungan
“Kalau kamu sudah lelah bersamaku, jangan kamu menduakan aku. Sejatinya aku bukan binatang yang tidak punya perasaan. Lebih baik katakan, sebab aku tidak akan menahanmu berada dalam lingkaran yang sudah tidak kamu inginkan”
“Aku mengatakan apa yang aku ingin katakan agar kamu bisa mengerti, sedangkan kamu tidak mengatakan apa yang kamu inginkan, namun kamu ingin aku mengerti?. Di sini ada sebuah kebodohan dalam dirimu. Yaitu, kamu berpikir aku Tuhan, bisa mendengarkanmu tanpa ada yang kamu katakan?”
“Jangan menungguku dalam pelukan orang lain, aku bukanlah orang yang berani datang dalam kebahagiaan orang lalu mengambil kebahagiaan itu. Perluaslah pandanganmu!, sebab masih banyak laki-laki jauh lebih baik darimu”
2. Marah kepada keadaan
“Aku melihat mereka bahagia dengan keluarga lengkapnya, lalu kenapa Tuhan memberiku keluarga bahkan yang tidak pernah aku rasa. Apakah kebahagiaan hanya takdir orang kaya?, dan yang tak punya menderita saja?.”
“Melihat mereka bahagia dengan semua yang mereka punya, aku merasa muak, ingin aku mencuri semua yang mereka miliki. Tetapi, setiap aku melihat ada hal berharga dalam hidupku dan mereka tidak memilikinya aku mulai mencari apa itu bahagia”
“Keadaan ini semakin membuatku ingin mengakhiri diri, melihat masalah datang bertubi-tubi, tidak ada henti, bahkan disaat yang lain sudah dalam bahagianya sendiri. Meski semuanya membuatku amat marah, namun aku putuskan tetap berjuang meski sendiri”
Kata-kata marah di atas dimaksudkah bahwa dalam hubungan kita dengan manusia, hubungan kita dengan Tuhan pasti ada namanya kemarahan. Namun, semuanya diri kita sendiri yang mengantisipasi, sebab kemarahan sejatinya bisa diredam.